Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai, Drs. Anglus Angkat. Dalam sambutan singkatnya Anglus mengatakan sektor pariwisata telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendongkrak perekonomian nasional dan lokal. Bahkan lanjut Dia sektor pariwisata ini telah membantu mengurangi tingkat pengangguran dengan membuka berbagai lapangan usaha dan kerja.
Sementara itu Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina menjelaskan melalui kegiatan ini, adalah hal penting memperkuat destinasi wisata, khususnya Desa Wisata dengan digitalisasi. Melalui pemanfaatan teknologi digital sebagai saluran informasi dan komunikasi yang mampu menyajikan potensi wisata desa, Shana berharap promosi dan peningkatan kualitas pariwisata desa wisata dapat makin dioptimalkan.
“Sudah saatnya Desa-Desa Wisata kita di NTT go digital, dengan begitu informasi terkait potensi wisata desa makin mudah diakses oleh wisatawan. Masyarakat Desa Wisata juga secara mandiri dapat melakukan pemberdayaan ekonomi desanya dan sudah pasti desanya menjadi berkembang”, ungkap Shana.
Menurut Shana, visi menjadikan NTT sebagai gerbang ekowisata dunia meniscayakan peran serta Desa Wisata, untuk turut berpartisipasi mewujudkan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Bagaimana menjadikan masyarakat, dalam hal ini masyarakat desa sebagai komponen utama pembangunan pariwisata di desanya masing-masing, melalui sajian aktivitas keseharian masyarakat desa dan produk hasil tani atau kebun, serta aktivitas seni budaya masyarakat desa setempat yang memiliki keaslian budaya serta potensi desa lainnya yang dapat memberi nilai lebih/added value bagi masyarakat.
“Desa-desa wisata yang sudah siap kita digitilisasi dan kita pastikan aktifitas digitalnya dikelola dengan baik dan berkelanjutan, sambil tetap kita dampingi sampai mereka benar-benar mandiri dalam pengelolaan digitalnya”, jelas Shana.
Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi Publik BOPLBF Sisilia Jemana dalam kesempatan tersebut menerangkan, dalam kegiatan tersebut peserta akan dilatih bagaimana membuat konten media yang menarik terkait potensi wisata di desanya masing-masing.
“Teman-teman Desa Wisata selama 2 hari ini akan kami bekali dan kami latih bagaimana membuat konten foto yang baik dengan menggunakan kamera sederhana, selain itu juga akan kami latih bagaimana membuat caption atau narasi yang baik yang bisa menunjang konten foto yang ada”, jelas Sisilia.
Konsep pembangunan pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism) saat ini menjadi kiblat utama pembangunan pariwisata di NTT. Destinasi Eco-Wisata Premium, merupakan wujud destinasi wisata dengan konsep Sustainable Tourism (Eco-tourism) yang berkelanjutan, yang mengoptimalkan potensi pariwisata yang otentik dan mengedepankan orisinalitas, kekayaan alam, dan budaya lokal masyarakat desa.