Yang paling utama menulis itu membuat kita sehat lahir batin dunia akhirat. Karena aktivitas menulis otak kita selalu aktif berpikir; mencari ide, menyesuaikan fakta, mencocokkan data, mengelaborasi teori, merangkai kata, memvariasikan kalimat, dan menjelaskan gagasan secara efektif: baik, benar, logis, dan sistematis. Tersebab aktivitas menulis, waktu yang terpakai tidak sia-sia.
Karena keasikan menulis kita tidak sempat mengumpat membicarakan keburukan orang lain, tidak ada waktu untuk ber-ghibah mencari-cari kesalahan orang lain. Akibat dari kegiatan menulis, kita memperoleh banyak amal, pahala berlimpah, bahkan pahala itu mengalir jauh sampai berakhirnya dunia ini kelak.
Menulis tidak sekadar mampu menyampaikan pesan dan pesan itu dipahami oleh pembaca. Lebih dari itu, menulis harus menggunakan bahasa yang baik, benar, logis, dan sistematis sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca sebagaimana yang dimaksud oleh penulis. Untuk itu, diperlukan media perantara, yang dikenal dengan bahasa yang efektif.
Bahasa yang efektif tidak lain adalah bahasa yang baik, benar, logis, dan sistematis itu. Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan konteks; misalnya di mana, kapan, dan kepada siapa pesan ditujukan. Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah atau aturan. Bahasa yang logis adalah bahasa yang bernalar, masuk akal.
Bahasa yang sistematis adalah bahasa yang bersistem, beraturan, dan berstruktur. Kemampuan menulis dengan menginklutkan keempat barometer tersebutlah yang patut dikatakan terampil.
Menulis itu gampang dengan syarat dan ketentuan berlaku. Menulis merupakan suatu keterampilan yang hanya mungkin dicapai dengan beberapa syarat utama, yaitu sering berlatih dan ditunjang dengan kekayaan skemata dari banyak dan beragamnya referensi yang dibaca. Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas tidak mudah, tidak semudah membalikkan martabak di wajan datar.
Untuk itu diperlukan minat, mood, dan semangat yang tinggi. Tulisan yang berkualitas, antara lain, didasari atas ide yang brilian, topik yang faktual, data yang kuat, dan rujukan yang bernas. Selain itu, pengungkapannya mesti menggunakan bahasa yang baik dan benar, yaitu bahasa yang sesuai dengan konteks dan kaidah.
Tak ada yang sempurna
Saat membaca tulisan seseorang berdasarkan teori atau standard keilmuan yang berlaku, kita dapat menilai bahwa tulisan orang tersebut berada pada kategori tertentu; tahu atau paham atau terampil atau cermat atau santun. Tidak ada tulisan yang sempurna memang. Yang sempurna itu hanya milik Allah. Mulailah menulis dari level bawah terlebih dulu, yaitu tahu, paham, terampil, cermat, dan santun.