Agar program yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar, Josef berharap PT PLN (Persero) tetap menjaga kerja sama dan kolaborasi dengan para stakeholder.
Josef memastikan pemerintah provinsi NTT sangat mendukung pengembangan pembangunan PLTP Ulumbu. Sebab, apabila proyek ini sudah tuntas dan berjalan dengan lancar, suplai listrik di Flores, khususnya di Manggarai, tidak akan bermasalah lagi.
Saat ini, langkah PT PLN (Persero) mengembangkan kapasitas pembangkit PLTP Ulumbu 5-6 (2×20) MW yang berada di kawasan geothermal Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai sangat beralasan mengingat PLTP Ulumbu baru memberikan daya listrik terpasang sebesar 4×2,5 MW.
Untuk diketahui, pasokan listrik pada beban puncak malam hari di wilayah Kabupaten Manggarai disuplai dari sistem interkoneksi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Flores (Rangko) Labuan Bajo dan PLTU Ropa. Artinya, pasokan listrik beban puncak malam hari masih kekurangan 4-5 MW.
Terkait hal tersebut, Senior Manager Perizinan, Pertahanan dan Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara, Dede Mairizal, menuturkan jika saat ini kebutuhan energi listrik di NTT, khususnya di Pulau Flores, memang mengalami peningkatan.
“Saat ini, kondisi beban Ruteng, Kabupaten Manggarai pada siang hari adalah 6.42 MW, sedangkan pada malam hari mencapai 14.35 MW,” ucap Dede.
Dede menyebut langkah perluasan kapasitas di PLTP Ulumbu 5-6 (2×20)MW merupakan langkah strategis dan penting untuk dilakukan. Melalui pemanfaatan energi bersih dan murah yang bersumber dari geothermal Poco Leok, dapat menekan subsidi energi yang harus disediakan pemerintah, dan pemanfaatan energi listriknya dapat dinikmati oleh masyarakat, tidak hanya Kabupaten Manggarai, tetapi juga untuk kabupaten lainnya di Pulau Flores.