oleh

Kadis Aswal Memilih Bungkam Terkait Nasib Buruh di PT. MAP

Ruteng, Swarantt.net – Menanggapi aksi karyawan PT Menara Armada Pratama yang berjumlah 30 Orang pada hari Selasa 11 Juni 2019, Kepala Dinas Koprasi Penanaman Modal dan Ketenagakerjaan Kabupaten Manggarai, NTT memilih bungkam

“Masalah itu saya tidak tahukah, saya belum dapat informasi” ujar Anselmus Aswal saat di temui di Ruangan Kerjanya pada Rabu 12 Juni 2019

Lebih lanjut Dia menuturkan pihaknya saat ini belum bisa berkomentar dan mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah itu

Harusnya tambah Aswal pihak Karyawan yang melakukan aksi menuntut kenaikan upah, terlebih dahulu berkordinasi dengan dinas Penanaman Modal, Koprasi dan Ketenagakerjaan Kabupaten Manggarai

“Bagaimana saya bisa komentar, mereka tidak kordinasi dengan kita, bagaimana kita bisa ambil langkah” tutup Aswal

Diketahui pada hari Selasa 11/6/2019 Organisasi Pergerakan Mahasiswa Manggarai (PMM) secara resmi menggelar Demonstrasi depan PT Menara Agung Pratama (MAP) Waepesi, Desa Bajak, Kecamatan Reok pada Selasa 11 Juni 2019 Pukul 11.30 Wita.

Demonstrasi itu melibatkan 14 orang PMM dan 30 orang Warga Waepesi yang merupakan Karyawan di PT MAP.

Sebelum melakukan Demonstrasi Mereka berkumpul di Lingkungan Tengku Romot, Kelurahan Mata Air, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai lalu bergerak menuju Rumah Bapak Florianus Jelapu di Dusun Waepesi, Desa Bajak, Kecamatan Reok dengan membawa alat peraga dan kendaraan roda dua serta spanduk yang bertuliskan “Menggugat PT MAP Waepesi Realisasikan Janji Masyarakat”.

Dalam Demonstrasi tersebut Mereka menuntut agar PT MAP Waepesi menjamin kesejahteraan Masyarakat dan bertanggung jawab atas aktivitas PT MAP yang telah meresahkan Masyarakat.

“Kehadiran PT MAP Waepesi sangat meresahkan Warga setempat dan membuat Masyarakat terpuruk. Contoh yang real terjadi adalah kehadiran PT tersebut menimbulkan pencemaran terhadap air sungai yang digunakan untuk minum, mandi dan cuci oleh Warga setempat” Teriak Hanif Faqi M Tuan selaku Orator dalam Demonstrasi tersebut.

Selain itu, teriaknya lagi, ketika PT MAP berproduksi banyak menimbulkan debu hingga polusi yang tak terbendung.

“Berdasarkan laporan Masyarakat ketika PT mulai berproduksi semua Warga menutup pintu Rumah untuk mengantisipasi pencemarannya tetapi karena derasnya proses produksi itu debu pun tetap masuk kedalam Rumah melalui Fentilasi” Beber Hanif Faqi M Tuan yang sekaligus Ketua Umum PMM itu.

Jika hal ini dibiarkan terus, Sambungnya, maka Masyarakat akan merasakan dampak negatif. Sudah diprediksi jika pembiaran debu ini terjadi terus menerus maka akan berdampak juga pada penyakit paru-paru, pernapasan terganggu dan ironisnya akan berdampak buruk pada anak-anak dan Ibu hamil.

Tidak hanya itu, Tambahnya, debu yang bersumber dari PT MAP dapat menimbulkan kematian terhadap tanaman Warga yang dimana tanaman itu harus Mereka jual untuk mempertahankan hidupnya. Ketidakadilan sangat nampak terjadi namun pihak PT hanya berdiam diri seolah-olah Manusia yang berada di Kampung tersebut layaknya Binatang yang tidak mesti diberdayakan.

Dalam Demonstrasi tersebut, Orator Hanif pun mengaku bahwa ada beberapa janji yang telah disepakati oleh pihak PT namun hanya beberapa poin saja yang terlaksana. Sudah saatnya Masyarakat menyikapi ketidakadilan ini.

Setelah menyampaikan orasi, Mereka pun membacakan tuntutan atau pernyataan sikap.

Poin-poin tuntutan tersebut, yakni:

1. Mendesak PT MAP memberikan jaminan kesehatan dalam bentuk uang sebesar Rp. 1.000.000 pertahun kepada setiap KK di Dusun Waepesi.

2. Mendesak PT MAP memberikan uang debu pada Masyarakat Waepesi sebesar Rp. 2000.000 per KK.

3. Mendesak PT MAP memberikan penerangan kepada Masyarakat Waepesi dari Pukul 18.00 Wita sampai Pukul 23.00 Wita dan jika ada kegiatan adat, duka, pernikahan, sambut baru maka Kami minta penerangan selama 3*24 jam.

4. Mendesak PT MAP mengutamakan tenaga kerja pada Masyarakat Waepesi.

5. Mendesak PT MAP menaikan upah Karyawan sebesar Rp. 75.000 per orang dan upah lembur sebesar Rp. 20.000 per jam sekaligus tanggung makan 3* sehari.

6. Mendesak PT MAP tidak melakukan kegiatan produksi diatas waktu yang telah disepakati dari Pukul 02.00 Wita dini hari sampai Pukul 10.00 Wita.

7. Mendesak PT MAP melakukan penyiraman air pada lokasi keluar masuk kendaraan berat.

8. Mendesak PT MAP membantu Masyarakat Waepesi pada setiap acara Dara Lampek dan Hang Woja sesuai kesepakatan yang ada dalam bentuk hewan Babi sebanyak 2 ekor.

9. Mendesak PT MAP segera membangun Rumah Adat Lumpung dengan luas 15*10 lengkap dengan MCK.

10. Mendesak PT MAP segera menyediakan tempat pembuangan limbah cair dan limbah padat.

11. Mendesak PT MAP segera mengadakan Tenaga Keamanan (Secutity) pada area PT.

Selain menggelar Demonstrasi, Mereka pun memboikot Pintu masuk, Pintu keluar dan beberapa unit Kendaraan PT MAP Waepesi agar tidak melakukan aktivitas untuk sementara waktu.

Untuk diketahui bahwa pada saat Demonstrasi berlangsung Direktur PT MAP Waepesi sedang tidak ada di tempat tetapi PT MAP mendelegasikan seorang Staf Kordinator Umum, Apolonius Darman untuk berhadapan dengan para Demonstran.

Ketidakhadiran Direktur PT MAP itu ternyata membuat Demonstran marah.

Mereka pun bersih keras agar pihak PT menghadirkan Direktur untuk berdialog bersama dengan Masyarakat namun penantian pun tak kunjung membuahkan hasil.

Apolonius Darman selaku Staf Kordinator Umum PT MAP pun berjanji dan memberikan jaminan bahwa Pemilik PT atau Direktur Utama akan berdialog langsung dengan Masyarakat pada Kamis 13 Juni mendatang.

Selama Pelaksanan Kegiatan dilakukan pengaman oleh Anggota Polsek Reo yang dipimpin kapolsek Reo IPDA ALVIAN HIDAYAT,S.Tr.K dan didampingi Kasat Intelkam Polres Manggarai IPTU MAHFUD,SH dan Danramil 03 Reo KAPTEN INF.TOTOK HARYANTO serta dibeck up oleh 8 orang anggota Koramil 03 Reo, 2 orang Anggota Intelkam Pores Manggarai dan 3 orang anggota Sat Pol.PP Kecamatan Reok.

*Catatan*

1. Tidak terealisasinya beberapa poin kesepakatan yang telah dibuat pada tanggal 21 Agustus 2018 membuat masyarakat Kampung Wae Pesi mendesak pihak PT. Menara Armada Pratama untuk memenuhi janji yang telah disepakati bersama.

2. Para Mahasiswa yang bergabung dengan masyarakat Wae Pesi Merupakan mahasiswa asal Kecamatan Reo yang melanjudkan pendidikan di Makasar, Jokjakarta, Malang dan Kupang.

Komentar