Oleh
Maria Diana Durbin
Mahasiswa Alih Jenis, Fakultas Keperawatan – Universitas Airlangga, Surabaya
Sebagaimana kita ketahui bahwa virus corona telah menjadi monster yang menghadirkan prahara bagi kehidupan manusia saat ini. Hingga saat ini, dunia benar-benar masih terguncang. Manusia diliputi ketakutan yang akut. Bahkan tak jarang sesama ‘dicurigai’ sebagai sumber atau pembawa virus yang mematikan tersebut. Ruang gerak pun dibatasi. Ratusan ribu jiwapun melayang akibat serangan virus ini.
Apalagi ditambah dengan pemberitaan media yang selalu menyajikan perkembangan virus C19 yang semakin ganas, dan terkadang terlalu berlebihan. Mulai dari pemberitaan hilangnya nyawa manusia akibat serangan virus C19 sampai dengan pemberitaan kehilangan pekerjaan sebagai akibat dari pandemi virus C19 ini.
Berangkat dari situasi ini, banyak umat manusia mengalami gangguan psikologis seperti stress dan cemas akibat kondisi kesehatan dunia yang semakin meresahkan. Di hadapan situasi sulit ini, apa yang harus kita lakukan secara bersama-sama? Tulisan sederhana ini, mengajak kita untuk bersama-sama menemukan cara terutama dalam menolong individu yang sedang sakit dan membutuhkan pelayanan dengan berlandaskan pada teori Keperawatan dari Hildegard Peplau, seorang ahli keperawatan jiwa, kelahiran Pennsylvania, Amerika Serikat.
Belajar dari Peplau
Sebagai seorang yang bergerak dalam bidang keperawatan, stres dan kecemasan yang dialami masyarakat patut ditangani secara serius sejak dini untuk mencegah efek lanjutan seperti mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini dapat dilakukan dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat berupa pendekatan komunikasi terapeutik dari teori model Peplau. Bagi Peplau, teori Keperawatan ini sangat membantu terutama dalam meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik, dapat menurunkan kecemasan klien, dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik dan mendorong pasien untuk lebih mandiri.